Makalah EKG
ELEKTROKARDIOGRAF
ILMU DASAR
KEPERAWATAN
OLEH
Kelompok 8
Zesty
Fitri Dyanda (1311311054)
Rizka Putri Kurnia (1311311005)
Fini
Marta Vertysia
(1311311078)
Yana
Zakaria (1311312001)
Ririn
Afrima Yenni
(1311311019)
Desti
Rahmayani (1311312040)
Sarifhatul ‘Aini (1311311080)
Widia
Handayani (1311312015)
Dona
Mulianti
(1311311095)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga makalah berjudul “ELEKTROKARDIOGRAF” dapat diselesaikan dengan lancar.
Penulis mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini dibuat. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Padang, 17 September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………. i
Daftar Isi ……………………………………………………………….
ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang …………………………………………………………….... 3
Tujuan ……………………………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Elektrokardiograf …………………………………………….. 4
Anatomi
Jantung Dan Sistem Konduksi
………………………………………. 4
Elektrofisiologi
Sel Otot Jantung ……………………………………………. 5
Elektrokardiogram …………………………………………….
6
Kertas
Elektrokardiograf ( EKG ) ……………………………………………. 8
Kurva
EKG ……………………………………………. 9
Prosedur
Perekaman EKG …………………………………………..... 13
Cara
Kerja EKG ……………………………………………. 14
BAB III LAPORAN PENILAIAN ELEKTROKARDIOGRA ( EKG )
Tabel Hasil
Penilaian EKG ……………………………………………….. 16
Frekunsi Jantung ……………………………………………….. 17
Irama Jantung ………………………………………………. 17
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan …………………………………………………………………… 18
Saran …………………………………………………………………… 18
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 19
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Elektrokardiogram
tetap merupakan standar emas dalam mengidentifikasi adanya dan lokasi dari
infark miokard akut. ST elevasi pada infark miokard akut dapat memprediksi
ukuran infark, responnya terhadap terapi reperfusi, dan memperkirakan prognosis
dari pasien. Distorsi terminal komplek QRS pada infark miokard akut inferior
adalah jika J-point dibandingkan dengan tingginya gelombang R lebih atau sama
dengan 0,5 pada dua atau lebih sadapan inferior (sadapan II, III, aVF).
Birnbaum dkk. menyatakan bahwa adanya distorsi QRS awal berhubungan dengan
tingginya angka kejadian high-degree AV block. Walaupun sebagian besar bersifat
transien, high-degree AV block berhubungan dengan peningkatan angka kematian
selama perawatan di rumah sakit, meskipun pasien mendapat terapi trombolitik.
Bahan dan Cara Kerja : Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional
terhadap pasien infark miokard akut inferior yang mendapat terapi trombolitik
periode Januari 2000 sampai dengan Desember 2004 yang dirawat di Rumah Sakit
Jantung Harapan Kita, yang memenuhi kriteria inklusi dan a ksklusi. Pasien
dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu dengan distorsi QRS dan tanpa distorsi
QRS. Hubungan antara dua variabel dinilai dengan uji t dan chi-square, serta
analisis multivarian dengan logistic regression. Hasil Penelitian : Terdapat
186 subyek penelitian dengan rentang umur 37-72 tahun, lebih banyak pada
laki-laki (89%), yang terdiri dari 93 pasien dengan distorsi QRS dan 93 pasien
tanpa distorsi QRS. Tidak didapatkan perbedaan data dasar karakteristik Minis
dari kedua kelornpok. Dui analisis univarian, kelompok dengan distorsi QRS
memiliki jumlah deviasi segmen ST yang lebih tinggi (9,61±3,67 vs 7,76±3,53,
p=0,001), dan mengalami kegagalan terapi trombolitik yang lebih besar (74,2% vs
60,2%, p=0,042).
1.2 Tujuan
Agar calon mahasiswa
baru dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan elektrokardiogram ( EKG ) dan
fungsi alat tersebut serta hal – hal lain yang berhubungan dengan
elektrokardiogram ( EKG )
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
ELEKTROKARDIOGRAFI ( EKG ).
Elektrokardiografi
adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung. Elektrokardiogram (EKG)
adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Aktifitas
listrik jantung dicatat dan direkam melalui elektroda – elektroda yang dipasang
pada permukaan tubuh.
2.2 ANATOMI JANTUNG DAN SISTEM KONDUKSI
Jantung terdiri dari 4 ruang yang berfungsi sebagai pompa,
yaitu atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Hubungan fungsional
antara atrium dan ventrikel diselenggarakan oleh jaringan susunan hantar khusus
yang menghantarkan impuls listrik dari atrium ke ventrikel. Sistem tersebut
terdiri dari nodus Sinoatrial (SA), nodus Atrioventrikuler ( AV), berkas
His dan serabut Purkinje.
A. Nodus SA
Terletak pada pertemuan antara vena
kava superior dengan atrium kana. Sel-sel dalam nodus SA secara otomatis dan
teratur mengeluarkan impuls dengan frekuensi 60-100 x/ menit.
B. Nodus AV
Terletak diantara sinus koronarius
pada dinding posterior atrium kanan. Sel-sel dalam nodus AV mengeluarkan impuls
lebih rendah dari nodus SA yaitu 40-60 x/ menit.
C. Berkas His
Nodus AV kemudian menjadi berkas His
yang menembus jaringan pemisah miokardium atrium dan miokardium ventrikel,
selanjutnya berjalan pada septum ventrikel yang kemudian bercabang menjadi dua
menjadi berkas kanan dan berkas kiri ynag kemudian menuju endokardium ventrikel
kanan dan kiri. Berkas tersebut bercabang menjadi serabut-serabut Purkinje.
D. Serabut Purkinje
Serabut Purkinje mampu mengeluarkan
impuls denagn frekuensi 20-40 x/ menit.
2.3 ELEKTROFISIOLOGI SEL OTOT JANTUNG
Sel otot jantung dalam keadaan
istirahat permukaan luarnya bermuatan positif dan bagian dalamnya bermuatan
negatif. Perbedaan potensial muatan melalui membran sel ini kira-kira -90
milivolt. Ada 3 ion yang mempunyai peran penting dalam elektrofisiologi sel,
yaitu Kalium, Natrium dan Kalsium.
Rangsangan listrik dapat secara
tiba-tiba menyebabkan masuknya ion Natrium dengan cepat dari cairan luar sel ke
dalam, sehingga menyebabkan muatan dalam sel menjadi lebih positif dibandingkan
muatan luar sel. Proses terjadinya perubahan muatan akibat rangsangan dinamakan
depolarisasi. Setelah depolarisasi, terjadi pengembalian muatan ke
keadaan semula yang dinamakan repolarisasi. Seluruh proses tersebut
disebut Aksi Potensial.
2.4 ELEKTROKARDIOGRAM.
Elektrokardiogram
adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan
listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui
elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. EKG hanyalah salah satu
pemeriksaan laboratorium yang merupakan alat bantu dalam menegakkan diagnosis
penyakit jantung. Gambaran klinis penderita tetap merupakan pegangan yang
penting dalam menentukan diagnosis.
Untuk memperoleh rekaman EKG,
dipasang elektroda-elektroda di kulit pada tempat-tempat tertentu. Lokasi
penempatan elektroda sangat penting diperhatikan, karena penempatan yang salah
akan menghasilkan pencatatan yang berbeda.
Terdapat 2
jenis sandapan pada EKG, yaitu :
1.
Sandapan Bipolar
Dinamakan sandapan bipolar karena sandapan ini hanya merekam
perbedaan potensial dari 2 elektroda, sandapan ini ditandai dengan angka romawi
I,II dan III.
Sandapan I
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan
tangan kiri (LA), dimana tangan kanan bermuatan negatif dan tangan kiri
bermuatan positif.
Sandapan
II
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki
kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negative dan kaki kiri bermuatan
positif.
Sandapan
III
Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki
kiri (LF), dimana tangan kiri bermuatan negative dan kaki kiri bermuatan
positif.
2.
Sandapan Unipolar
Sandapan unipolar terbagi menjadi 2
bagian yaitu :
Sandapan
unipolar ekstremitas
Merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas,
elektroda eksplorasi diletakkan pada ekstremitas yang akan diukur. Gabungan
elektroda-elektroda pada ekstremitas yang lain membentuk elektroda indiferen.
*aVR :
merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang bermuatan (+),dan
elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
* aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan (+), dan muatan (-) gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
* aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan (+), dan muatan (-) gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
* aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) dan elektroda (-) dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
Sandapan
unipolar prekordial
Merekam besar potensial listrik jantung dengan bantuan
elektroda eksplorasi yang ditempatkan pada beberapa tempat dinding dada.
Elektroda indiferen diperoleh denagn menggabungkan ketiga elektroda
ekstremitas.
v
Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan
sternum.
v
Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri
sternum.
v
Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
v
Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun
detak apeks berpindah).
v
Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea
axillaris anterior.
v
Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di
linea midaxillaris.
2.5 KERTAS EKG
Kertas
grafik yang terdiri dari bidang horizontal (mendatar) dan vertikal (keatas),
yang berjarak 1 mm (satu kotak kecil). Garis horizontal menggambarkan waktu,
dimana 1 mm = 0.04 detik, sedangkan 5 mm = 0.2 detik. Garis vertikal
menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0.1 mV, sedangkan 10 mm = 1 mV. Pada perekaman
normal sehari-hari, kecepatan kertas dibuat 25 mm/detik, kalibrasi pada 1 mV.
Bila dirubah harus dicatat pada setiap sandapan (lead).
2.6 Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan proses
listrik yang terjadi di atrium dan ventrikel. Proses listrik terdiri dari :
- Depolarisasi atrium (tampak dari gelombang P)
- Repolarisasi atrium (tidak tampak di EKG karena bersamaan dengan depolarisasi ventrikel)
- Depolarisasi ventrikel (tampak dari kompleks QRS)
- Repolarisasi ventrikel (tampak dari segmen ST)
Kurva
EKG normal terdiri dari gelombang P,Q,R,S dan T kadang-kadang tampak gelombang
U.
EKG 12 Lead
Lead
I, aVL, V5, V6 menunjukkan bagian lateral jantung
Lead II, III, aVF menunjukkan bagian inferior jantung
Lead V1 s/d V4 menunjukkan bagian anterior jantung
Lead aVR hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan EKG sudah benar
Lead II, III, aVF menunjukkan bagian inferior jantung
Lead V1 s/d V4 menunjukkan bagian anterior jantung
Lead aVR hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan EKG sudah benar
Gelombang P
Gelombang P adalah representasi dari
depolarisasi atrium. Gelombang P yang normal:
- lebar < 0,12 detik (3 kotak kecil ke kanan)
- tinggi < 0,3 mV (3 kotak kecil ke atas)
- selalu positif di lead II
- selalu negatif di aVR
Yang ditentukan adalah normal atau tidak:
- Normal
- Tidak normal:
- P-pulmonal : tinggi > 0,3 mV, bisa karena hipertrofi atrium kanan.
- P-mitral: lebar > 0,12 detik dan muncul seperti 2 gelombang berdempet, bisa karena hipertrofi atrium kiri.
- P-bifasik: muncul gelombang P ke atas dan diikuti gelombang ke bawah, bisa terlihat di lead V1, biasanya berkaitan juga dengan hipertrofi atrium kiri.
PR Interval
PR interval adalah jarak dari awal
gelombang P sampai awal komplek QRS. Normalnya 0,12 – 0,20 detik (3 – 5 kotak
kecil). Jika memanjang, berarti ada blokade impuls. Misalkan pada pasien
aritmia blok AV, dll.
Yang ditentukan: normal atau
memanjang.
Kompleks QRS
Adalah representasi dari
depolarisasi ventrikel. Terdiri dari gelombang Q, R dan S. Normalnya:
- Lebar = 0.06 – 0,12 detik (1,5 – 3 kotak kecil)
- tinggi tergantung lead.
Yang dinilai:
- Gelombang Q: adalah defleksi pertama setelah interval PR / gelombang
P. Tentukan apakah dia normal atau patologis. Q Patologis antara lain:
- durasinya > 0,04 (1 kotak kecil)
- dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R.
- Variasi Kompleks QRS
- QS, QR, RS, R saja, rsR’, dll. Variasi tertentu biasanya terkait dengan kelainan tertentu.
- Interval QRS, adalah jarak antara awal
gelombang Q dengan akhir gelombang S. Normalnya 0,06 – 0,12 detik (1,5 – 3 kotak kecil). Tentukan apakah dia
normal atau memanjang.
Tentukan RVH/LVH
Rumusnya,
- RVH jika tinggi R / tinggi S di V1 > 1
- LVH jika tinggi RV5 + tinggi SV1 > 35
ST Segmen
ST segmen adalah garis antara akhir
kompleks QRS dengan awal gelombang T. Bagian ini merepresentasikan akhir dari
depolarisasi hingga awal repolarisasi ventrikel. Yang dinilai:
- Normal: berada di garis isoelektrik
- Elevasi (berada di atas garis isoelektrik, menandakan adanya infark miokard)
- Depresi (berada di bawah garis isoelektrik, menandakan iskemik)
Gelombang T
Gelombang T adalah representasi dari
repolarisasi ventrikel. Yang dinilai adalah:
- Normal: positif di semua lead kecuali aVR
- Inverted: negatif di lead selain aVR (T inverted menandakan adanya iskemik)
3
Cara menilai ekg
Tentukan irama jantung (Rhytme).
Irama
teratur.
HR = 60 – 100 x/menit.
Gelombang “P” normal, setiap
gelombang “P” selalu diikuti oleh kompleks “QRS”.
Interval “PR” normal (0.12-0.20
detik).
Kompleks “QRS” normal (0.06-0.12
detik).
Semua gelombang sama.
Tentukan frekuensi.
300 : (jumlah kotak besar pada
interval “RR”).
1500 : (jumlah kotak kecil pada
interval “RR”.
Bila kemungkinan bradikardi, atau
denyut yang tidak teratur, ambil lead II sepanjang 6 detik, kemudian hitung jumlah kompleks QRS
dikalikan 10.
Tentukan sumbu jantung.
Lihat sandapan (lead) I
Jumlahkan
ketinggian R dan kedalaman S (+/-).
Lihat sandapan (lead) aVF.
Jumlahkan
ketinggian R dan kedalaman S (+/-).
Lalu buat gradien seperti gambar
(slide 30).
Tentukan normal axis, axis bergerak ke kiri (LAD), axis
bergerak ke kanan (RAD), atau indeterminate
Hipertropi Atrium Kanan (RAH).
Ditandai
gelombang P yang lancip disebut P Pulmonal. Tinggi gelombang P diatas 0.25 mV.
(2.5 kotak kecil) pada II, III, aVF.
Hipertropi Atrium Kiri (LAH).
Ditandai gelombang P yang lebar disebut P Mitral. Lebar
gelombang lebih dari 0.12 detik.
Tentukan ada tidaknya hipertropi.
Hipertropi Ventrikel Kanan (RVH).
Perbandingan
tinggi gelombang R dengan gelombang S lebih dari 1.
Hipertropi Ventrikel Kiri (LVH).
jumlah kotak kecil R pada lead I + S pada lead III >/ 25
mm atau Jumlah kotak kecil kedalaman S pada V1 ditambah jumlah kotak
kecil R pada V5 atau V6 lebih dari 35 kotak.
Tentukan ada tidaknya iskemik atau infark miokard.
Iskemik miokard ditandai tanda
adanya ST Depresi atau gelombang T terbalik.
Infark miokard ditandai dengan ST
Elevasi (STEMI) atau Q patologis (Non STEMI).
Infark septal pada V1 dan
V2.
Infark anterior pada V3
dan V4.
Infark anteroseptal pada V1,
V2, V3, dan V4.
Infark lateral pada V5
dan V6.
Infark inferior pada II, III, dan
aVF.
Infark ekstensif anterior pada I,
aVL, V1 – V6.
Tentukan ada tidaknya tanda akibat gangguan elektrolit.
Hiperkalemia : gelombang T lancip.
Hipokalemia : adanya gelombang U.
Hiperkalsemia : interval QT
memendek.
Hipokalsemia : interval QT memanjang.
2.7
Prosedur Perekaman EKG
Persiapan Alat.
a. Mesin EKG yang dilengkapi : kabel
sumber listrik, kabel untuk bumi (ground), kabel elektroda : ekstremitas dan
dada, plat elektroda ekstremitas dan pengikatnya, dan balon penghisap elektroda
dada.
b. Jelly.
c. Kertas tissue.
d. Gaas/kapas alkohol.
e. Spidol.
f. Kertas EKG.
g. Pulpen.
Persiapan Pasien.
a. Penjelasan tentang : tujuan
pemeriksaan, hal-hal yang harus diperhatikan saat perekaman EKG.
b. Dinding dada harus terbuka.
2.7
CARA KERJA ELEKTROKARDIOGRAF EKG
-
Nyalakan mesin EKG.
-
Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang cukup
luas, tangan dan kaki tidak saling bersentuhan.
-
Bersihkan dada, kedua pergelangan tangan dan kaki dengan
kapas alkohol (kalau perlu dada dan pergelangan kaki di cukur).
-
Keempat elektroda ekstremitas diberi jelly.
-
Pasang keempat elektroda ekstremitas tersebut pada kedua pergelangan
tangan dan kaki.
-
Dada diberi jelly sesuai lokasi untuk elektroda V1
sampai V6.
-
Pasang elektroda dada dengan menekan karet balon
penghisapnya.
-
Buat kalibrasi sebanyak 3 buah.
-
Rekam setiap lead, 3-4 beat.
-
Setelah selesai perekaman semua lead, buat kalibrasi ulang.
-
Semua elektroda dilepas.
-
Jelly dibersihkan dari tubuh pasien.
-
Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai.
-
Matikan mesin EKG.
-
Catat : nama pasien, umur, tanggal dan jam pengambilan.
-
Bersihkan dan rapikan alat.
BAB III
HASIL
PENILAIAN ELEKTROKARDIOGRAF ( EKG )
Nama pasien : Tri
Setiawan
Umur
: 18 tahun
Hasil penilaian elektrokardiograf pada Lead II pada tabel di bawah ini sebagai berikut :
Hasil penilaian elektrokardiograf pada Lead II pada tabel di bawah ini sebagai berikut :
No
|
Nama Gelombang
|
Lebar
|
Tinggi
|
Positif ( + ) atau negative ( - )
|
Normal atau tidak normal
|
Nilai
|
1
|
Gelombang P
Normal
·
Lebar ≤ 0,12 detik atau 3 kotak kecil
·
tinggi ≤ 0,3 mv atau 3 kotak
|
0,08
|
0,04
|
Positif ( + )
|
normal
|
-
|
2
|
Gelombang QRS
Normal
·
Lebar 0,06 – 0,12 detik
·
Dalamnya < 1/3 tinggi R
|
0,08
|
|
-
|
Normal
|
-
|
3
|
Gelombang Q
Normal
·
Lebar < 0,04 detik
·
Dalamnya < 1/3 tinggi R
|
0,04
|
1/3 Tinggi R
|
Negatif ( -)
|
Normal
|
-
|
4
|
Gelombang R
|
-
|
-
|
Positif ( + )
|
Normal
|
-
|
5
|
Gelombang S
|
-
|
-
|
Negatif ( - )
|
Normal
|
-
|
6
|
Gelombang T
|
-
|
-
|
Positif ( +
)
|
Normal
|
-
|
7
|
Gelombang U
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8
|
Interval PR
Normal ( 0,12 – 0,20 detik )
|
-
|
-
|
-
|
Normal
|
0,08 detik
|
9
|
Segmen ST
Normal –o,5 sampai +2mm
|
-
|
-
|
-
|
Normal
|
2mm
|
3.1 Frekuensi
Jantung.
1. 300 =
75 ( NORMAL )
4
4
2. 1500 =
75 ( NORMAL )
20
3.2 Irama
Jantung
ü Tidak
teratur / ireguler
ü Frekuensi
jantung ( HR ) = 75
ü Gelombang
P ada dan normal
ü Interval
PR normal
ü Gelombang
QRS normal
3.3 Tanda
Hipertrofi
Setelah diamati tidak ditemukan adanya
hipertropi baik hipertropi kanan dan kiri,karena tidak adanya gelombang P yang
lancip yang lebarnya 2.5 kotak kecil di hipertopi kanan. Sedangkan Hipertopi
Kiri juga tidak ditemukan gelombang P yang lebar pada lead II.
3.4 Setelah
disimpulkan bahwa hasil EKG di atas termsuk dalam ARITMIA SINUS, yaitu . Dimana
aritmia sinus ini memiliki criteria yang sama dengan hasil EKG di atas,antara
lain :
-
Irama :
Tidak beraturan
-
Frekuensi ( HR ) : Biasanya antara 60-100 X/ menit
-
Gelombang P : Normal, setiap gel P selalu di ikuti QRST
-
Interval : Normal, ( 0,12-0,20 detik )
-
Gelombang QRS : Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Elektrokardiografi adalahilmu yang
mempelajari aktifitas listrik jantung. Sedangkan Elektrokardiogram( EKG )
adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung.
2. Sebuah pendekatan metodik sederhana
yang dapat diterapkan pada setiap EKG. Setiap EKG harus didekati dengan cara
berurutan, terutama kalau seorang perawat yang masih baru di bidang ini,
sehingga tidak ada hal penting yang terlewatkan. Kalau perawat semakin banyak
mengenal,membaca kardiogram, hal yang pada mulanya mungkin tampak terpaksa dan
secara mekanik akan memberikan keuntungan besar dan akan segera menjadi seperti
kebiasaan.
3. Gelombang P;gambaran proses
depolarissi atrium.
Gelombang QRS;gambaran proses
depolarisasi ventrikel
Gelombang T;gambaran proses
repolarisasi ventrikel.
Gelombang U;timbul setelah gelombang
T dan sebelum gelombang P berikutnya
Interval PR;diukur dari permukaan gelombang
P sampai permulaan gelombang QRS.
4.2 Saran
1. Dengan adanya pembelajaran tentang
EKG,maka kenalilah dulu pasien kita. Benar bahwa EKG saja dapat dibaca dengan
cukup tepat, tetapi kekuataan alat ini baru betul-betul muncul bila
diintregasikan dengan penilaian klinik secara total.
2. Guna dalam pembacaan EKG,selanjutnya
membacalah terus lebih banyak. Bacalah di mana pun Anda menemukan EKG, tidak
hanya mengacu pada materi ini, tetapi bacalah dari berbagai sumber pengetahuan
tentang EKG.Kenalilah lebih dalam dulu dasar-dasar tentang EKG,maka seorang
perawat akan dapat menguasai materi dan mampu untuk mempraktekannya.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat jantung nasional, (2006). Materi
Kursus EKG Praktis:JAKARTA. National cardiovascular center
Komentar
Posting Komentar