Kamis, 03 Oktober 2013

makalah berpikir kritis dalam keperawatan

MAKALAH BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................................
BAB I  PENDAHULUAN ................................................................................................................
1. LATAR BELAKANG ...........................................................................................
2. TUJUAN ..........................................................................................................
3. RUMUSAN MASALAH .......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................
1. Definisi ............................................................................................................
2. Karakteristik Berpikir Kritis ................................................................................
3. Tahapan Berpikir Kritis .....................................................................................
4. Aspek-aspek Berpikir Kritis ................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
1. Penutup ......................................................................................................................
2. Kesimpulan .......................................................................................................
3. Saran...................................................................................................................






KATA PENGANTAR

 Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang BERFIKIR KRITIS dengan baik.
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya dosen pembimbing kami yang telah membimbing kami hingga terselesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Olehkarena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami perlukan dalam perbaikan makalah ini.
Dan semoga makalah ini bisa berguna bagi kami dan pembaca.



                                                                                                Mojokerto, 5 Oktober 2011


                                                                                                            Penulis






BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Dulu sebagian orang jarang berpikir secara kritis dalam mengambil sebuah keputusan dan menyelesaikan masalah. Namun sekarang kita dituntut untuk berfikir secara krtis, terutama seorang perawat.
Seorang perawat harus bisa berpikir kritis untuk mengambil sebuah keputusan atau tindakan dalam menangani pasien. Berpikir kritis dengan cepat agar kita dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat serta melukukan tindakan yang cepat dan tepat pula.
Tapi masih ada perawat yang belum berpikir secara kritis, sehingga masih ada tindakan yang tertunda dalam menangani pasien. Oleh karena itu, perawat harus bisa secara cepat dan tepat.

II. TUJUAN
Kami menulis makalah ini bertujuan untuk membahas lebih dalam tentang berpikir kritis. Serta kita dapat mengetahui pentingnya berpikir kritis terutama bagi seorang perawat, sehingga dapat menangani pasien dengan cepat dan tetap.

III. RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud berpikir kritis?
2.      Apa saja karakteristik berpikir kritis?
3.      Apa saja aspek-aspek berpikir kritis?


BAB II
PEMBAHASAN

I. Definisi
Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikansejak 1942.
Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi dan mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakalah menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan.

II. Karakteristik Berpikir Kritis
1.      Watak (dispositions)
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka,menghargai sebuah kejujuran,respek terhadap berbagai data dan pendapat, respak terhadap kejelasan dan ketelitihan, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda.
2.      Kriteria (criteria)
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai kearah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
3.      Argumen (argument)
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data.


4.      Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)
Pertimbangan atau pemikiran adalah kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan argumen.
5.      Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini yang akan menentukan konstruksi makna.
6.      Prosedur penerapa kriteria (procedurec for applying criteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.
III. Tahapan Berpikir Kritis
·         Keterampilan menganalisis
Keterampilan menanalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur kedalam komponen-komponen agar mengetahuin pengorganisasian struktur tersebut.
·        keterampilan mensintesis
keerampilan mensintesis adalah keterampilan yang berlawanan dengan keterampilan menganalisis.
·        Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian baru. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep kedalam permasalahan atau ruang lingkup baru.
·        Keterampilan menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan adalah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan pengertian/pengetahuan(kebenaran) yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru lain.
·         Keterampilan mengevaluasi atau menilai
Keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi.

IV. Aspek-aspek Berpikir Kritis
·         Clarity (kejelasan)
Kejelasan merupakan pondasi standardisasi. Jika pernyataan tidak jelas, kita tidak dapat membedakan apakah sesuatu itu akurat atau relevan.
·         Accuracy (keakuratan, ketelitian, kesaksamaan)
Ketelitian atau kesaksamaan sebuah pernyataan dapat di telusuri melalui pertanyaa: “apakah pertanyaan itu kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan?”, bagai mana cara mengecek kebenarannya?” pernyataan dapat saja jelas, tetapi tidak akurat, seperti dalam penyataan berikut, “pada umumnya anjing berbobot lebih dari 300 pon”.
·         Precision (ketepatan)
Ketepatan mengacu pada perincian data-data pendukung yang sangat mendetail. Pertanyaan ini dapat dijadikan panduan untuk mengecek ketepatan sebuah pernyataan.
·         Relevance (relevansi,keterkaitan)
Relevansi bermakna bahwa pernyataan atau jawaban yang dikemukakan berhubungan dengan pernyataan yang diajukan. Bagaimana pun usaha tidak dapat mengukur kualitas belajar siswa dan kapan hal tersebut terjadi, usaha tidak relevan dengan ketetapan mereka dalam meningkatkan kemampuannya.

·         Depth (kedalaman)
Makna kedalaman diartikan sebagai jawaban yang dirumuskan tertuju keada pertanyaan dengan kompleks.Misalnya terdapat ungkapan, “Katakan tidak”.Ungkapan tersebut biasa di gunakan para remaja dalam rangka penolakan terhadap obat-obatan terlarang (narkoba). Pernyataan tersebut cukup jelas, akurat, tepat, relevan, tetapi sangat dangkal, sebab ungkapan tersebut dapat di tafsirkan dengan bermacam-macam.
·         Breadth (keluasaan)
Keluasan sebuah pernyataan dapat ditelusuri dengan pertanyaan berikut ini. Seperti halnya kita mengajukan sebuah pendapat atau argumen menurut pandangaan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu saja dalam pernyataan yang diajukan.

·         Logic (logika)
Logika bertemali dengan hal-hal berikut: apakah pengertian telah di susun dengan konsep yang benar?.Ketika kita berfikir dengan 



















BAB III
PENUTUP

I. Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan tentang Berpikir Kritis. Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini. Tentunya kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, karena terbatasnya pengetahuan ilmu kami. Dengan begitu kami memgharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah yang telah kami susun.
II. Kesimpulan
Berpikir kritis adalah salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa.
Kemapuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan dan efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
Berpikir secara kritis menantang individu untuk menelaah asumsi tentang informasi terbaru dan untuk menginterprestasikan serta mengevaluasi uraian dangan tujuan mencapai simpulan suatu perspektif baru.
III. Saran
       Sebaiknya kita sebagai seorang individu atau seorang perawat bisa berpikir secara kritis, sehingga dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Serta dapat menyelesaikan masalah dengan baik.




DAFTAR PUSTAKA

2. Perry dan Potter.2005.fundamental keperawatan.Jakarta.EGC.
3.http://www.google.com
















Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

MAKALAH EKG



ELEKTROKARDIOGRAF
ILMU DASAR KEPERAWATAN










                             OLEH
Kelompok 8
Zesty Fitri Dyanda (1311311054)
Rizka Putri Kurnia (1311311005)
Fini Marta Vertysia (1311311078)
Yana Zakaria (1311312001)
Ririn Afrima Yenni (1311311019)
Desti Rahmayani (1311312040)
Sarifhatul Aini (1311311080)
Widia Handayani (1311312015)
Dona Mulianti (1311311095)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS 2013






 

KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga makalah berjudul “ELEKTROKARDIOGRAF” dapat diselesaikan dengan lancar.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak  yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini dibuat. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Padang, 17 September 2013

 Penulis







DAFTAR ISI

Kata Pengantar           ……………………………………………………………….  i
Daftar Isi                     ………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN   
Latar Belakang            ……………………………………………………………....  3
Tujuan                         ………………………………………………………………  3
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Elektrokardiograf              ……………………………………………..    4
Anatomi Jantung Dan Sistem Konduksi  ……………………………………….       4
Elektrofisiologi Sel Otot Jantung       …………………………………………….     5
Elektrokardiogram                              …………………………………………….     6
Kertas Elektrokardiograf ( EKG )      …………………………………………….     8
Kurva EKG                                         …………………………………………….     9
Prosedur Perekaman EKG                  ………………………………………….....    13
Cara Kerja EKG                                 …………………………………………….     14

BAB III LAPORAN PENILAIAN ELEKTROKARDIOGRA ( EKG )
Tabel Hasil Penilaian EKG                 ………………………………………………..  16
Frekunsi Jantung                                 ………………………………………………..  17
Irama Jantung                                     ……………………………………………….  17                                                                                                                                                                
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan     ……………………………………………………………………     18
Saran               ……………………………………………………………………    18
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………       19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Elektrokardiogram tetap merupakan standar emas dalam mengidentifikasi adanya dan lokasi dari infark miokard akut. ST elevasi pada infark miokard akut dapat memprediksi ukuran infark, responnya terhadap terapi reperfusi, dan memperkirakan prognosis dari pasien. Distorsi terminal komplek QRS pada infark miokard akut inferior adalah jika J-point dibandingkan dengan tingginya gelombang R lebih atau sama dengan 0,5 pada dua atau lebih sadapan inferior (sadapan II, III, aVF). Birnbaum dkk. menyatakan bahwa adanya distorsi QRS awal berhubungan dengan tingginya angka kejadian high-degree AV block. Walaupun sebagian besar bersifat transien, high-degree AV block berhubungan dengan peningkatan angka kematian selama perawatan di rumah sakit, meskipun pasien mendapat terapi trombolitik. Bahan dan Cara Kerja : Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional terhadap pasien infark miokard akut inferior yang mendapat terapi trombolitik periode Januari 2000 sampai dengan Desember 2004 yang dirawat di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, yang memenuhi kriteria inklusi dan a ksklusi. Pasien dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu dengan distorsi QRS dan tanpa distorsi QRS. Hubungan antara dua variabel dinilai dengan uji t dan chi-square, serta analisis multivarian dengan logistic regression. Hasil Penelitian : Terdapat 186 subyek penelitian dengan rentang umur 37-72 tahun, lebih banyak pada laki-laki (89%), yang terdiri dari 93 pasien dengan distorsi QRS dan 93 pasien tanpa distorsi QRS. Tidak didapatkan perbedaan data dasar karakteristik Minis dari kedua kelornpok. Dui analisis univarian, kelompok dengan distorsi QRS memiliki jumlah deviasi segmen ST yang lebih tinggi (9,61±3,67 vs 7,76±3,53, p=0,001), dan mengalami kegagalan terapi trombolitik yang lebih besar (74,2% vs 60,2%, p=0,042).

1.2  Tujuan
Agar calon mahasiswa baru dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan elektrokardiogram ( EKG ) dan fungsi alat tersebut serta hal – hal lain yang berhubungan dengan elektrokardiogram ( EKG )
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN ELEKTROKARDIOGRAFI ( EKG ).
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung. Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Aktifitas listrik jantung dicatat dan direkam melalui elektroda – elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh.


2.2  ANATOMI JANTUNG DAN SISTEM KONDUKSI
Jantung terdiri dari 4 ruang yang berfungsi sebagai pompa, yaitu atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Hubungan fungsional antara atrium dan ventrikel diselenggarakan oleh jaringan susunan hantar khusus yang menghantarkan impuls listrik dari atrium ke ventrikel. Sistem tersebut terdiri dari nodus Sinoatrial (SA), nodus Atrioventrikuler ( AV), berkas His dan serabut Purkinje.

A.    Nodus SA
Terletak pada pertemuan antara vena kava superior dengan atrium kana. Sel-sel dalam nodus SA secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls dengan frekuensi 60-100 x/ menit.
B.     Nodus AV
Terletak diantara sinus koronarius pada dinding posterior atrium kanan. Sel-sel dalam nodus AV mengeluarkan impuls lebih rendah dari nodus SA yaitu 40-60 x/ menit.
C.     Berkas His
Nodus AV kemudian menjadi berkas His yang menembus jaringan pemisah miokardium atrium dan miokardium ventrikel, selanjutnya berjalan pada septum ventrikel yang kemudian bercabang menjadi dua menjadi berkas kanan dan berkas kiri ynag kemudian menuju endokardium ventrikel kanan dan kiri. Berkas tersebut bercabang menjadi serabut-serabut Purkinje.
D.    Serabut Purkinje
Serabut Purkinje mampu mengeluarkan impuls denagn frekuensi 20-40 x/ menit.


http://o.quizlet.com/h7Tns6JOb2QONJC1U7xGEQ.jpg

2.3  ELEKTROFISIOLOGI SEL OTOT JANTUNG
Sel otot  jantung dalam keadaan istirahat permukaan luarnya bermuatan positif dan bagian dalamnya bermuatan negatif. Perbedaan potensial muatan melalui membran sel ini kira-kira -90 milivolt. Ada 3 ion yang mempunyai peran penting dalam elektrofisiologi sel, yaitu Kalium, Natrium dan Kalsium.
Rangsangan listrik dapat secara tiba-tiba menyebabkan masuknya ion Natrium dengan cepat dari cairan luar sel ke dalam, sehingga menyebabkan muatan dalam sel menjadi lebih positif dibandingkan muatan luar sel. Proses terjadinya perubahan muatan akibat rangsangan dinamakan depolarisasi. Setelah depolarisasi, terjadi pengembalian muatan ke keadaan semula yang dinamakan repolarisasi. Seluruh proses tersebut disebut Aksi Potensial.

2.4  ELEKTROKARDIOGRAM.
Elektrokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. EKG hanyalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang merupakan alat bantu dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung. Gambaran klinis penderita tetap merupakan pegangan yang penting dalam menentukan diagnosis.
Untuk memperoleh rekaman EKG, dipasang elektroda-elektroda di kulit pada tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan, karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda.
Terdapat 2 jenis sandapan pada EKG, yaitu :
1.      Sandapan Bipolar
Dinamakan sandapan bipolar karena sandapan ini hanya merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, sandapan ini ditandai dengan angka romawi I,II dan III.
         Sandapan I
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA), dimana tangan kanan bermuatan negatif dan tangan kiri bermuatan positif.
         Sandapan II
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negative dan kaki kiri bermuatan positif.
         Sandapan III
Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kiri bermuatan negative dan kaki kiri bermuatan positif.

2.      Sandapan Unipolar
Sandapan unipolar terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
         Sandapan unipolar ekstremitas
Merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas, elektroda eksplorasi diletakkan pada ekstremitas yang akan diukur. Gabungan elektroda-elektroda pada ekstremitas yang lain membentuk elektroda indiferen.

*aVR   : merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang  bermuatan (+),dan elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
*  aVL   : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan (+), dan muatan (-) gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda  indifiren.

*  aVF   : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) dan elektroda (-) dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
         Sandapan unipolar prekordial
Merekam besar potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda eksplorasi yang ditempatkan pada beberapa tempat dinding dada. Elektroda indiferen diperoleh denagn menggabungkan ketiga elektroda ekstremitas.
v  Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.
v  Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.
v  Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
v  Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak  apeks berpindah).
v  Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior.
v  Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris.
http://nobelprize.org/medicine/educational/ecg/images/triangle.gif

2.5  KERTAS EKG
Kertas grafik yang terdiri dari bidang horizontal (mendatar) dan vertikal (keatas), yang berjarak 1 mm (satu kotak kecil). Garis horizontal menggambarkan waktu, dimana 1 mm = 0.04 detik, sedangkan 5 mm = 0.2 detik. Garis vertikal menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0.1 mV, sedangkan 10 mm = 1 mV. Pada perekaman normal sehari-hari, kecepatan kertas dibuat 25 mm/detik, kalibrasi pada 1 mV. Bila dirubah harus dicatat pada setiap sandapan (lead).

http://hajardaku.files.wordpress.com/2010/10/kertas-ekg-1.jpg

2.6  Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi di atrium dan ventrikel. Proses listrik terdiri dari :
  • Depolarisasi atrium (tampak dari gelombang P)
  • Repolarisasi atrium (tidak tampak di EKG karena bersamaan dengan depolarisasi ventrikel)
  • Depolarisasi ventrikel (tampak dari kompleks QRS)
  • Repolarisasi ventrikel (tampak dari segmen ST)
Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P,Q,R,S dan T kadang-kadang tampak gelombang U.
EKG 12 Lead
Lead I, aVL, V5, V6 menunjukkan bagian lateral jantung
Lead II, III, aVF menunjukkan bagian inferior jantung
Lead V1 s/d V4 menunjukkan bagian anterior jantung
Lead aVR hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan EKG sudah benar

Gelombang P
Gelombang P adalah representasi dari depolarisasi atrium. Gelombang P yang normal:
  • lebar < 0,12 detik (3 kotak kecil ke kanan)
  • tinggi < 0,3 mV (3 kotak kecil ke atas)
  • selalu positif di lead II
  • selalu negatif di aVR
Yang ditentukan adalah normal atau tidak:
  • Normal
  • Tidak normal:
  • P-pulmonal : tinggi > 0,3 mV, bisa karena hipertrofi atrium kanan.
  • P-mitral: lebar > 0,12 detik dan muncul seperti 2 gelombang berdempet, bisa karena hipertrofi atrium kiri.
  • P-bifasik: muncul gelombang P ke atas dan diikuti gelombang ke bawah, bisa terlihat di lead V1, biasanya berkaitan juga dengan hipertrofi atrium kiri.
  •  
PR Interval
PR interval adalah jarak dari awal gelombang P sampai awal komplek QRS. Normalnya 0,12 – 0,20 detik (3 – 5 kotak kecil). Jika memanjang, berarti ada blokade impuls. Misalkan pada pasien aritmia blok AV, dll.
Yang ditentukan: normal atau memanjang.

Kompleks QRS
Adalah representasi dari depolarisasi ventrikel. Terdiri dari gelombang Q, R dan S. Normalnya:
  • Lebar = 0.06 – 0,12 detik (1,5 – 3 kotak kecil)
  • tinggi tergantung lead.



Yang dinilai:
- Gelombang Q: adalah defleksi pertama setelah interval PR / gelombang P. Tentukan apakah dia normal atau patologis. Q Patologis antara lain:
  • durasinya > 0,04 (1 kotak kecil)
  • dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R.
  •  
Variasi Kompleks QRS
  • QS, QR, RS, R saja, rsR’, dll. Variasi tertentu biasanya terkait dengan kelainan tertentu.

- Interval QRS, adalah jarak antara awal gelombang Q dengan akhir gelombang S. Normalnya 0,06 – 0,12 detik http://sandurezu.files.wordpress.com/2011/11/s.png?w=700 (1,5 – 3 kotak kecil). Tentukan apakah dia normal atau memanjang.
Tentukan RVH/LVH
Rumusnya,
  • RVH jika tinggi R / tinggi S di V1 > 1
  • LVH jika tinggi RV5 + tinggi SV1 > 35
ST Segmen
ST segmen adalah garis antara akhir kompleks QRS dengan awal gelombang T. Bagian ini merepresentasikan akhir dari depolarisasi hingga awal repolarisasi ventrikel. Yang dinilai:
  • Normal: berada di garis isoelektrik
  • Elevasi (berada di atas garis isoelektrik, menandakan adanya infark miokard)
  • Depresi (berada di bawah garis isoelektrik, menandakan iskemik)
Gelombang T
Gelombang T adalah representasi dari repolarisasi ventrikel. Yang dinilai adalah:
  • Normal: positif di semua lead kecuali aVR
  • Inverted: negatif di lead selain aVR (T inverted menandakan adanya iskemik)

3        Cara menilai ekg
Tentukan irama jantung (Rhytme).
              Irama teratur.
  HR = 60 – 100 x/menit.
  Gelombang “P” normal, setiap gelombang “P” selalu diikuti oleh kompleks “QRS”.
  Interval “PR” normal (0.12-0.20 detik).
  Kompleks “QRS” normal (0.06-0.12 detik).
  Semua gelombang sama.

Tentukan frekuensi.
  300 : (jumlah kotak besar pada interval “RR”).
  1500 : (jumlah kotak kecil pada interval “RR”.
  Bila kemungkinan bradikardi, atau denyut yang tidak teratur, ambil lead II sepanjang  6 detik, kemudian hitung jumlah kompleks QRS dikalikan 10.

Tentukan sumbu jantung.
  Lihat sandapan (lead) I
      Jumlahkan ketinggian R dan kedalaman S (+/-).
  Lihat sandapan (lead) aVF.
      Jumlahkan ketinggian R dan kedalaman S (+/-).
  Lalu buat gradien seperti gambar (slide 30).


Tentukan normal axis, axis bergerak ke kiri (LAD), axis bergerak ke kanan (RAD), atau indeterminate
  Hipertropi Atrium Kanan (RAH).
      Ditandai gelombang P yang lancip disebut P Pulmonal. Tinggi gelombang P diatas 0.25 mV. (2.5 kotak kecil) pada II, III, aVF.
  Hipertropi Atrium Kiri (LAH).
Ditandai gelombang P yang lebar disebut P Mitral. Lebar gelombang lebih dari 0.12 detik.

Tentukan ada tidaknya hipertropi.
  Hipertropi Ventrikel Kanan (RVH).
      Perbandingan tinggi gelombang R dengan gelombang S lebih dari 1.
  Hipertropi Ventrikel Kiri (LVH).
jumlah kotak kecil R pada lead I + S pada lead III >/ 25 mm atau Jumlah kotak kecil kedalaman S pada V1 ditambah jumlah kotak kecil R pada V5 atau V6 lebih dari 35 kotak.

Tentukan ada tidaknya iskemik atau infark miokard.
  Iskemik miokard ditandai tanda adanya ST Depresi atau gelombang T terbalik.
  Infark miokard ditandai dengan ST Elevasi (STEMI) atau Q patologis (Non STEMI).
  Infark septal pada V1 dan V2.
  Infark anterior pada V3 dan V4.
  Infark anteroseptal pada V1, V2, V3, dan V4.
  Infark lateral pada V5 dan V6.
  Infark inferior pada II, III, dan aVF.
  Infark ekstensif anterior pada I, aVL, V1 – V6.

Tentukan ada tidaknya tanda akibat gangguan elektrolit.
  Hiperkalemia : gelombang T lancip.
  Hipokalemia : adanya gelombang U.
  Hiperkalsemia : interval QT memendek.
  Hipokalsemia : interval QT memanjang.

2.7  Prosedur Perekaman EKG
  Persiapan Alat.
a.       Mesin EKG yang dilengkapi : kabel sumber listrik, kabel untuk bumi (ground), kabel elektroda : ekstremitas dan dada, plat elektroda ekstremitas dan pengikatnya, dan balon penghisap elektroda dada.
b.      Jelly.
c.       Kertas tissue.
d.      Gaas/kapas alkohol.
e.       Spidol.
f.       Kertas EKG.
g.      Pulpen. 

  Persiapan Pasien.
a.       Penjelasan tentang : tujuan pemeriksaan, hal-hal yang harus diperhatikan saat perekaman EKG.
b.      Dinding dada harus terbuka.


2.7  CARA KERJA ELEKTROKARDIOGRAF EKG
-          Nyalakan mesin EKG.
-          Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang cukup luas, tangan dan kaki tidak saling bersentuhan.
-          Bersihkan dada, kedua pergelangan tangan dan kaki dengan kapas alkohol (kalau perlu dada dan pergelangan kaki di cukur).
-          Keempat elektroda ekstremitas diberi jelly.
-          Pasang keempat elektroda ekstremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan dan kaki.
-          Dada diberi jelly sesuai lokasi untuk elektroda V1 sampai V6.
-          Pasang elektroda dada dengan menekan karet balon penghisapnya.
-          Buat kalibrasi sebanyak 3 buah.
-          Rekam setiap lead, 3-4 beat.
-          Setelah selesai perekaman semua lead, buat kalibrasi ulang.
-          Semua elektroda dilepas.
-          Jelly dibersihkan dari tubuh pasien.
-          Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai.
-          Matikan mesin EKG.
-          Catat : nama pasien, umur, tanggal dan jam pengambilan.
-          Bersihkan dan rapikan alat.































BAB III
HASIL PENILAIAN ELEKTROKARDIOGRAF ( EKG )
Nama pasien    : Tri Setiawan
Umur               : 18 tahun
Hasil penilaian elektrokardiograf pada Lead II pada tabel di bawah ini sebagai berikut :
No
Nama Gelombang
Lebar
Tinggi
Positif ( + ) atau negative ( - )
Normal atau tidak normal
Nilai
1
Gelombang P
Normal
·         Lebar  ≤ 0,12 detik atau 3 kotak kecil
·         tinggi ≤ 0,3 mv atau 3 kotak
0,08
0,04
Positif ( + )
normal
-
2
Gelombang QRS
Normal
·         Lebar 0,06 – 0,12 detik
·         Dalamnya < 1/3 tinggi R

0,08

-
Normal
-
3
Gelombang Q
Normal
·         Lebar < 0,04 detik
·         Dalamnya < 1/3 tinggi R
0,04
1/3 Tinggi R
Negatif ( -)
Normal
-
4
Gelombang R
-
-
Positif ( + )
Normal
-
5
Gelombang S
-
-
Negatif ( - )
Normal
-
6
Gelombang T
-
-
Positif  ( + )
Normal
-
7
Gelombang U
-
-
-
-
-
8
Interval PR
Normal ( 0,12 – 0,20 detik )
-
-
-
Normal
0,08 detik
9
Segmen ST
Normal –o,5 sampai +2mm
-
-
-
Normal
2mm














3.1  Frekuensi Jantung.
1.                300                    = 75 ( NORMAL )
            4
2.                1500                  = 75 ( NORMAL )
             20
3.2  Irama Jantung
ü  Tidak teratur / ireguler
ü  Frekuensi jantung ( HR ) = 75
ü  Gelombang P ada dan normal
ü  Interval PR normal
ü  Gelombang QRS normal
3.3  Tanda Hipertrofi
Setelah diamati tidak ditemukan adanya hipertropi baik hipertropi kanan dan kiri,karena tidak adanya gelombang P yang lancip yang lebarnya 2.5 kotak kecil di hipertopi kanan. Sedangkan Hipertopi Kiri juga tidak ditemukan gelombang P yang lebar pada lead II.


3.4  Setelah disimpulkan bahwa hasil EKG di atas termsuk dalam ARITMIA SINUS, yaitu . Dimana aritmia sinus ini memiliki criteria yang sama dengan hasil EKG di atas,antara lain :
-          Irama                           : Tidak beraturan
-          Frekuensi ( HR )         : Biasanya antara 60-100 X/ menit
-          Gelombang P              : Normal, setiap gel P selalu di ikuti QRST
-          Interval                        : Normal, ( 0,12-0,20 detik )
-          Gelombang QRS         : Normal ( 0,06 – 0,12 detik )



BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1.      Elektrokardiografi adalahilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung. Sedangkan Elektrokardiogram( EKG ) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung.
2.      Sebuah pendekatan metodik sederhana yang dapat diterapkan pada setiap EKG. Setiap EKG harus didekati dengan cara berurutan, terutama kalau seorang perawat yang masih baru di bidang ini, sehingga tidak ada hal penting yang terlewatkan. Kalau perawat semakin banyak mengenal,membaca kardiogram, hal yang pada mulanya mungkin tampak terpaksa dan secara mekanik akan memberikan keuntungan besar dan akan segera menjadi seperti kebiasaan.
3.      Gelombang P;gambaran proses depolarissi atrium.
Gelombang  QRS;gambaran proses depolarisasi ventrikel
Gelombang  T;gambaran proses repolarisasi ventrikel.
Gelombang U;timbul setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya
Interval PR;diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS.

4.2 Saran
1.      Dengan adanya pembelajaran tentang EKG,maka kenalilah dulu pasien kita. Benar bahwa EKG saja dapat dibaca dengan cukup tepat, tetapi kekuataan alat ini baru betul-betul muncul bila diintregasikan dengan penilaian klinik secara total.
2.      Guna dalam pembacaan EKG,selanjutnya membacalah terus lebih banyak. Bacalah di mana pun Anda menemukan EKG, tidak hanya mengacu pada materi ini, tetapi bacalah dari berbagai sumber pengetahuan tentang EKG.Kenalilah lebih dalam dulu dasar-dasar tentang EKG,maka seorang perawat akan dapat menguasai materi dan mampu untuk mempraktekannya.



DAFTAR PUSTAKA

Pusat jantung nasional, (2006). Materi Kursus EKG Praktis:JAKARTA. National cardiovascular center