makalah berpikir kritis dalam keperawatan
MAKALAH BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................
1. LATAR BELAKANG ...........................................................................................
2. TUJUAN ..........................................................................................................
3. RUMUSAN MASALAH .......................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
..................................................................................................................
1. Definisi ............................................................................................................
2. Karakteristik Berpikir Kritis ................................................................................
3. Tahapan Berpikir Kritis .....................................................................................
4. Aspek-aspek Berpikir Kritis ................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
1.
Penutup
......................................................................................................................
2. Kesimpulan .......................................................................................................
3. Saran...................................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang BERFIKIR KRITIS dengan baik.
Kami
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya dosen pembimbing kami yang telah
membimbing kami hingga terselesaikan makalah ini.
Kami
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Olehkarena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangat kami perlukan dalam perbaikan makalah ini.
Dan semoga makalah ini bisa berguna bagi kami dan pembaca.
Mojokerto, 5 Oktober 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Dulu
sebagian orang jarang berpikir secara kritis dalam mengambil sebuah
keputusan dan menyelesaikan masalah. Namun sekarang kita dituntut untuk
berfikir secara krtis, terutama seorang perawat.
Seorang
perawat harus bisa berpikir kritis untuk mengambil sebuah keputusan
atau tindakan dalam menangani pasien. Berpikir kritis dengan cepat agar
kita dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat serta melukukan
tindakan yang cepat dan tepat pula.
Tapi
masih ada perawat yang belum berpikir secara kritis, sehingga masih ada
tindakan yang tertunda dalam menangani pasien. Oleh karena itu, perawat
harus bisa secara cepat dan tepat.
II. TUJUAN
Kami
menulis makalah ini bertujuan untuk membahas lebih dalam tentang
berpikir kritis. Serta kita dapat mengetahui pentingnya berpikir kritis
terutama bagi seorang perawat, sehingga dapat menangani pasien dengan
cepat dan tetap.
III. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud berpikir kritis?
2. Apa saja karakteristik berpikir kritis?
3. Apa saja aspek-aspek berpikir kritis?
BAB II
PEMBAHASAN
I. Definisi
Berpikir
kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat
digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Berpikir kritis
telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikansejak 1942.
Berpikir
kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi dan mempertimbangkan
kesimpulan yang akan diambil manakalah menentukan beberapa faktor
pendukung untuk membuat keputusan.
II. Karakteristik Berpikir Kritis
1. Watak (dispositions)
Seseorang
yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis,
sangat terbuka,menghargai sebuah kejujuran,respek terhadap berbagai data
dan pendapat, respak terhadap kejelasan dan ketelitihan, mencari
pandangan-pandangan lain yang berbeda.
2. Kriteria (criteria)
Dalam
berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk
sampai kearah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau
dipercayai. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah
berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan
sumber yang kredibel, teliti, bebas dari logika yang keliru, logika yang
konsisten, dan pertimbangan yang matang.
3. Argumen (argument)
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data.
4. Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)
Pertimbangan
atau pemikiran adalah kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu
atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan
antara beberapa pernyataan argumen.
5. Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini yang akan menentukan konstruksi makna.
6. Prosedur penerapa kriteria (procedurec for applying criteria)
Prosedur
penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur
tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan
yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.
III. Tahapan Berpikir Kritis
· Keterampilan menganalisis
Keterampilan
menanalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur
kedalam komponen-komponen agar mengetahuin pengorganisasian struktur
tersebut.
· keterampilan mensintesis
keerampilan mensintesis adalah keterampilan yang berlawanan dengan keterampilan menganalisis.
· Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah
Keterampilan
ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian
baru. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar pembaca mampu memahami dan
menerapkan konsep-konsep kedalam permasalahan atau ruang lingkup baru.
· Keterampilan menyimpulkan
Keterampilan
menyimpulkan adalah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan
pengertian/pengetahuan(kebenaran) yang dimilikinya, dapat beranjak
mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru lain.
· Keterampilan mengevaluasi atau menilai
Keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi.
IV. Aspek-aspek Berpikir Kritis
· Clarity (kejelasan)
Kejelasan
merupakan pondasi standardisasi. Jika pernyataan tidak jelas, kita
tidak dapat membedakan apakah sesuatu itu akurat atau relevan.
· Accuracy (keakuratan, ketelitian, kesaksamaan)
Ketelitian
atau kesaksamaan sebuah pernyataan dapat di telusuri melalui pertanyaa:
“apakah pertanyaan itu kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan?”,
bagai mana cara mengecek kebenarannya?” pernyataan dapat saja jelas,
tetapi tidak akurat, seperti dalam penyataan berikut, “pada umumnya
anjing berbobot lebih dari 300 pon”.
· Precision (ketepatan)
Ketepatan
mengacu pada perincian data-data pendukung yang sangat mendetail.
Pertanyaan ini dapat dijadikan panduan untuk mengecek ketepatan sebuah
pernyataan.
· Relevance (relevansi,keterkaitan)
Relevansi
bermakna bahwa pernyataan atau jawaban yang dikemukakan berhubungan
dengan pernyataan yang diajukan. Bagaimana pun usaha tidak dapat
mengukur kualitas belajar siswa dan kapan hal tersebut terjadi, usaha
tidak relevan dengan ketetapan mereka dalam meningkatkan kemampuannya.
· Depth (kedalaman)
Makna
kedalaman diartikan sebagai jawaban yang dirumuskan tertuju keada
pertanyaan dengan kompleks.Misalnya terdapat ungkapan, “Katakan
tidak”.Ungkapan tersebut biasa di gunakan para remaja dalam rangka
penolakan terhadap obat-obatan terlarang (narkoba). Pernyataan tersebut
cukup jelas, akurat, tepat, relevan, tetapi sangat dangkal, sebab
ungkapan tersebut dapat di tafsirkan dengan bermacam-macam.
· Breadth (keluasaan)
Keluasan
sebuah pernyataan dapat ditelusuri dengan pertanyaan berikut ini.
Seperti halnya kita mengajukan sebuah pendapat atau argumen menurut
pandangaan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu saja dalam
pernyataan yang diajukan.
· Logic (logika)
Logika bertemali dengan hal-hal berikut: apakah pengertian telah di susun dengan konsep yang benar?.Ketika kita berfikir dengan
BAB III
PENUTUP
I. Penutup
Demikian
yang dapat kami paparkan tentang Berpikir Kritis. Kami berharap makalah
ini bermanfaat bagi pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk
membaca makalah ini. Tentunya kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, karena terbatasnya pengetahuan ilmu kami. Dengan
begitu kami memgharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah yang telah kami susun.
II. Kesimpulan
Berpikir
kritis adalah salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat
digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa.
Kemapuan
berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan dan efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
Berpikir
secara kritis menantang individu untuk menelaah asumsi tentang
informasi terbaru dan untuk menginterprestasikan serta mengevaluasi
uraian dangan tujuan mencapai simpulan suatu perspektif baru.
III. Saran
Sebaiknya
kita sebagai seorang individu atau seorang perawat bisa berpikir secara
kritis, sehingga dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
Serta dapat menyelesaikan masalah dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
2. Perry dan Potter.2005.fundamental keperawatan.Jakarta.EGC.
3.http://www.google.com
Komentar
Posting Komentar